Subscribe:

Pages

Rabu, 09 November 2011

GURU HARUS BISA MENULIS


Oleh: Pipin Dasripin

Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena pada saat menulis terlibat berbagai unsur yang harus diterapkan sekaligus. Dengan menulis kita dapat mengekspresikan pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan media tulis dengan harapan dapat dibaca oleh pembaca.
Menulis diperlukan adanya suatu bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan logis dengan menggunakan kosa kata dan tatabahasa tertentu atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga menggambarkan atau dapat menyajikan informasi yang diekspresikan secara jelas. Itulah sebabnya untuk terampil menulis diperlukan latihan dan praktek yang terus menerus dan teratur.
Sekurang-kurangnya ada tiga proses menulis yang ditawarkan oleh David Nunan, yakni: (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan. Untuk menerapkan ketiga tahap menulis tersebut diperlukan keterampilan memadukan antara proses dan produk menulis.
Guru, harus pandai berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Dalam pembelajaran menulis diharapkan guru dapat membuktikan bahwa dia bisa menulis. Untuk keberhasilan pembelajaran menulis guru dituntut untuk dapat menulis. Guru harus dapat meyakinkan bahwa siswa dapat menulis. Untuk itu guru dituntut untuk bisa menulis dan dapat memperlihatkan berbagai karya guru dalam menulis. Hal tersebut dapat menambah kepercayaan siswa terhadap guru dalam menulis. Kalau gurunya tidak dapat menulis, siswanya juga tidak akan terdorong untuk melakukan menulis.
Selain menambah kepercayaan siswa terhadap guru dalam hal menulis, karyatulis yang dihasilkan guru bisa dijadikan bukti fisik untuk kenaikan pangkat atau golongan sebagai pegawai negeri sipil. Karya tulis tersebut termasuk dalam pengembangan profesi dan wajib dilakukan oleh guru yang sudah golongan IV. Bagi guru  kenaikan pangkat adalah hal yang dinanti-natikan. Karena berkaitan dengan tambahan penghasilan. Bagi guru yang akan naik pangkat dari golongan IV/a ke golongan IV/b dan seterusnya, guru wajib membuat karya tulis. Kalau tidak, dijamin tidak akan naik pangkat selamanya. Jika dikaji, penulisan karya tulis ini haruslah berpedoman pada metode dan sistematika penulisan ilmiah, karena itu pola fikir dan tulisan pun harus diarahkan ke arah ilmiah dalam lingkup kependidikan khususnya sekolah.
Karya tulis yang dibuat guru dalam rangka kenaikan pangkat/golongan merupakan pengembangan profesi yang wajib dijalankan oleh guru. Jumlah angkan kridit yang harus dimiliki guru dalam pengembangan profesi ini adalah 12. Jadi jika karya tulis yang berbentuk laporan penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki nilai 4 setiap karya tulis, maka laporan PTK yang harus dibuat oleh guru minimal 3 buah laporan PTK. Kalau tidak memenuhi poin 12 dalam pengembangan profesi guru, maka guru tersebut tidak bisa naik pangkat atau golongan.

Menulis Bagi Guru
Seorang guru bisa dikatakan berprestasi bila guru tersebut sudah mampu menghasilkan tulisan yang dipublikasikan di media masa, artinya tulisannya dipublikasikan untuk masyarakat umum. Selain itu seorang guru yang mampu menulis berarti memiliki kemampuan membaca yang tinggi. Seorang penulis tidak bisa menghasilkan tulisan yang baik kalau tidak membaca. Jadi guru penulis adalah orang yang mempunyai kemampuan membaca. Dengan membaca kita akan memperoleh pengetahuan yang baru. Guru yang sudah terbiasa memperoleh ilmu pengetahuan yang baru akan pula menghasilkan ilmu yang baru untuk disampaikan pada yang lain.
Semakin banyak membaca, semakin banyak pula ide-ide tulisan yang akan disampaikan dalam bentuk tulisan. Banyak keuntungan bagi guru yang suka menulis. Diantaranya yaitu menambah ilmu pengetahuan. Karena guru sebelum menulis mencari bahan tulisan dengan membaca berbagai buku yang sesuai dengan tema tulisan yang akan dijadikan sebuah karya tulis. Jika tulisan tersebut dimuat di media masa, tentunya uang lelah telah menanti.
Keuntungan lain bagi guru yang suka menulis adalah dikenal orang. Tulisan yang dimuat di media masa tentunya dibaca banyak orang. Tak ketinggalan penulis tulisan tersebut pasti dibaca. Karena itu setidaknya nama penulis telah dikenal oleh pembaca yang membaca tulisannya. Semakin banyak tulisan kita dimuat di media masa semakin akrab nama kita dikenal orang. Keinginan guru untuk menambah wawasan sebagai bahan tulisannya terus bertambah, karena setiap penulis tentunya ingin meningkatkan kualitas tulisanna. Selain berlatih tentunya menambah wawasan tentang bahan tulisan yang akan ditulisnya. Jadi, seorang guru yang suka menulis tentunya wawasannya luas. Dia akan mengamalkan ilmunya selain kepada muridnya, juga akan mengamalkan ilmunya pada masyarakat umum melalui tulisannya.

Media untuk Menulis
Banyak media yang bisa dijadikan wahana bagi guru menulis dalam mempublikasikan tulisannya dan meraih prestasi kerja guru. Di antaranya  media cetak. Surat kabar, tabloid, majalah merupakan media cetak yang banyak memberikan peluang bagi guru untuk menulis. Mereka menyediakan kolom khusus bagi guru untuk menyumbangkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan. Itu merupakan upaya agar guru suka menulis. Bagi guru, merupakan kesempatan untuk dapat membuat tulisan yang baik dan bisa dipubikasikan dalam kolom tersebut.
Selain di malajah atau surat kabar, guru dapat menulis di jurnal pendidikan. Guru dapat menyumbangkan buah bikirannya dalam jurnal tersebut. Tulisan dalam jurnal biasanya berupa tulisan ilmiah hasil penelitian. Guru dituntut untuk bisa melakukan penelitian tindakan kelas. Laporan hasil penelitian tindakan kelas bisa dipublikasikan di dalam jurnal. Ini bisa menambah point akademik bagi guru untuk menaikan pangkat atau golongannya. Karena bagi guru yang akan naik pangkat atau golongan dari golongan IV.A ke IV.b dan seterusnya harus mempunyai nilai pengembangan profesi yang berupa karya tulis.
Selain itu, pusat perbukuan (Pusbuk) setiap tahunnya menyelenggarakan sayembara menulis buku pengayaan dan buku teks pengajaran bagi guru dan tenaga kependidikan, baik itu yang sudah PNS, non PNS maupun yang sudah pensiun.
Wahana ini merupakan kesempatan bagi guru yang suka menulis. Guru bisa menyumbangkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan. Selain menambah ilmu pengetahuan, guru juga mendapat hadiah jika tulisan mereka mendapat penilaian yang baik.
Bagi guru yang suka menulis buku baik itu buku teks pengajaran atau buku pengayaan dan diterbitkan tentunya merupakan sebuah penghasilan yang cukup lumayan. Selain menyumbangkan ilmu pengetahuannya, dia juga mendapatkan royalti yang cukup lumayan. Hasil jerih payah menulis mendapat imbalan sesuai dengan hasil tulisannya.
Selain media cetak, wahana yang dapat dijadikan tempat tulisan guru adalah media elektronik. Mereka dapat menulis di blog-blog non komersil. Guru dapat membuat blog sendiri dan diisi oleh tulisannya sendiri. Guru dapat menyumbangkan pikirannya di media tersebut. Dengan demikian karya tulis guru dapat dilihat dan dibaca oleh banyak orang.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar