Subscribe:

Sabtu, 01 Januari 2022

 Puisi


SITU SANGHYANG

Karya : Pipin Dasripin


Terungkap cerita membawa rasa manis tuk digali

panorama nan indah membuat orang terpesona

semilir angin di tepi situ menggugah angan

tak kan pernah terlupakan karenanya

 

Kesejukan alam menyambut keramahan

wisata air menjadi khas  ketertarikan

udara segar menambah ketentraman jiwa

Situ Sanghyang warna panorama

 

Ciri bukit mengelilingi tasik

Pepohonan hijau nan rindang mempesona

wahana wisata alam melangkah pasti

tak kan kubiarkan orang meradang

 

rakit mengiringi gemericiknya air

melaju tenang menuju harapan

Pancingan membuat hati penat jadi tenang

ikan bakar selalu menemani hati

 

bercengkrama dengan alam

menyepi ketenangan hati

tenteram dikala pergi menemani gemerisciknya air sanghyang

Singaparna, 20 Juli 2020

Sabtu, 26 September 2020

 Puisi

DEBURAN PANTAI CIPATUJAH

 

Deburan ombak membawa perjalanan menuju pantai kehidupan

Beranjak dari desiran angin pantai  menuju keindahan hati manusia

Bermuaran di tempat mentari menyinari jagat buana

Mendapat  hati yang riang mecapai harapan

 

Pantai Cipatujah merenda malam menembus pesona

Membekali niat hati yang tulus

Membenahi jalan-jalan keangkuhan

Yang selalu menghampiri setiap detik langkah kehidupan

 

Tak kan kubiarkan mereka menjelajahi pantai kemaksiatan

Di hamparan pasir pantai nan bersih memutih

Membuat awan menepi menghampiri nya

Seakan tak ingin kehilangan keindahan alami

 

Pantai Cipatujah memberikan ketenangan alami

Bersama deburan ombak bersahutan

Menembus batin ketenangan

Damai menyertai langkah kerinduan tuk selalu bersama

 

                                                                                                Singaparna, 19 Juli 2020

 

Rabu, 22 Juli 2020

Carpon Budak

DISUNATAN

 

            Ku: Pipin Dasripin

 

            Pah, ayeuna disepitan téh?" Fikri nanya ka bapana. Harita téh wanci subuh, kakara hudang manehna teh.

            Bapana neuteup seukeut ka Fikri, aya rasa kagagas ngadéngé budakna nanya kitu téh.

            "Insya Alloh énjing kasep!" Bapana ngawalon bari ngusapan sirah  Fikri pinuh ku rasa deudeuh.

            "Kapan ayeuna adik dibagi rapot pah, saur papah adik disepitanana tos dibagi rapot?" Fikri nanya deui ka bapana pinuh ku panasaran. Fikri téh kakara kelas 1 SD. Rencanana rék disunatan geus dibagi rapot semester 1.

            "Pami ayeuna disepitan, saha nu badé nyandak rapot atuh kasép?" Bapana nanya deui. Fikri nyéréngéh, kahartieun meureun...  

            Kasampak di klinik sunat geus pinuh ku nu rék disunatan jeung jalma nu nganteurna. Untung wé bapana Fikri, daptarna ti sababaraha poéeun deui kana waktuna. Kacipta lamun daptar ngadadak teuing kabagéan kasabaraha. Cacak daptar saméméhna Fikri kabagéan giliran ka lima harita téh.

            Acan dimimitian waktu Fikri, jeung keluargana anjog ka éta klinik. Sok sanajan geus daptar saméméhna tapi kudu daptar ulang. Nya harita Fikri dibarengan ku bapana daptar ulang.

            Teu kungsi lila, perawat ngageroan ngaran-ngaran budak nu rék disunatan. Harita ngaran Fikri gé kasebut da limaan-limaan. Fikri asup nuturkeun budak séjén nu sarua rék disunatan.

            Indungna neuteup Fikri semu salempang. Lantaran, kolot-kolotna teu meunang asup. Rasa hariwang, salempang pabaur jadi hiji. Antukna cimatana murubut maseuhan pipina.  

            Rada lila ogé, Fikri di jero rohangan tempat disunatan téh. Indungna teu daék cicing, bulak balik kana panto mimiti Fikri asup. Gék diuk deui dina korsi tempat diukna nu tadi. Elékésékéng katempona téh. Diukna teu daék cicing. Rét deui… rét deui kana panto. Teu muka kénéh waé. Jung nangtung, terus muru panto jalan barudak muru ruangan tempat disunatan.

            Bapana Fikri, ngan ukur bisa nempokeun kalakuan pamajikanana teh, bari haté mah teu kendat-kendat ngadu’a ka Alloh, mugia budakna lancar disunatanana teu aya halangan harungan.

            Barang bray téh panto muka, séréngéh Fikri seuri teu aya riuk-riuk rasa nyeri. Geus disarung, teu buligir. Gancang dirawu, dipangku ku bapana, disun taarna, terus dibawa ka na mobil. Indungna teu kuateun, murubut cisocana, cisoca kabungah nu jadi indung nénjo budakna disunatan. Bari babayar téh cisocana terus murubut maseuhan pipina.

            “Dik, nyeri teu?” Lanceukna nanya waktu geus aya na mobil.

            “Teu, Ka. Adik mah kan pemberani!” cenah, bari seuri.

            Teu karasa, cimata bapana ngeclak, cimata kabungah. Bapana bungah geus nohonan kawajiban salaku bapa, nyunatan budakna nu bungsu. Da ngan dua budakna téh, duanana lalaki.

            “Alhamdulillah, Gusti.....” gerentes haténa.***

 

 

Singaparna, 2 Pebruari 2020

 

 


Minggu, 03 September 2017

CERITA BERANTAI UNTUK MENULIS CERITA PENDEK
Oleh: Pipin Dasripin

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai. Untuk itu keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sejak tingkat pendidikan dasar.
Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena pada saat menulis terlibat berbagai unsur yang harus diterapkan sekaligus. Dengan menulis kita dapat mengekspresikan pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan media tulis dengan harapan dapat dibaca oleh pembaca.
Akan tetapi kenyataannya dewasa ini masih banyak masyarakat yang kemampuan menulisnya masih rendah karena kurang didukung oleh minat yang kuat untuk menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat  Alwasilah (2003) dari keempat aspek keterampilan berbahasa keterampilan menulislah yang sampai saat ini perkembangannya masih rendah. Dengan kata lain, masyarakat Indonesia belum banyak berkarya tulis. Hal ini tentu saja disebabkan oleh masih rendahnya minat dan kemampuan menulis pada masyarakat kita.
Menulis bukan pekerjaan yang sekali jadi, tetapi memerlukan proses. Proses itu mulai dari menemukan topik, membatasi topik, memecahkan topik menjadi kerangka, dan mengembangkan kerangka menjadi sebuah karangan. Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah tulisan sehingga pembaca dapat memahami jalan pikiran seseorang, tidaklah mudah. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro (1995:270) yang menyatakan bahwa kemampuan menulis lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa lain. Hal tersebut disebabkan oleh persyaratan penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang menjadi isi tulisan.
Banyak guru yang merasa kesulitan ketika mengajarkan menulis dalam hal ini mengarang sehingga mereka mengambil langkah yang gampang, yaitu menggunakan metode penugasan dan ceramah. Maksudnya adalah guru menjelaskan dan kemudian menugaskan mengarang bebas dengan memilih topik/tema sendiri. Dalam penjelasan, guru hanya menjelaskan sedikit teori tentang menulis, setelah itu guru memberi tugas kepada siswa untuk menulis.
Siswa tampak kurang antusias dalam menulis karena guru kurang memberikan rangsangan atau motivasi kepada anak, bahkan ada anak yang masih bingung ketika mau menulis, mungkin karena dia masih belum mengerti apa yang dijelaskan dan ditugaskan gurunya, mungkin juga karena kemampuan siswa berfikir secara verbal masih kurang. Selain itu juga siswa merasa jemu ketika guru memberikan tugas menulis karena cara yang diberikan guru dalam mengajarkan menulis masih menggunakan model tradisional seperti yang telah dikemukakan di atas.
Padahal banyak cara untuk mengajarkan menulis, di antaranya dengan cerita berantai. Yaitu guru memulai cerita secara lisan, kemudian diteruskan oleh seluruh siswa secara bergiliran sehingga menjadikan sebuah cerita pendek. Setelah itu baru siswa menuliskan kembali cerita pendek hasil karangan bersama itu dalam bukunya masing-masing.  Model cerita berantai dapat mengaktifkan siswa dalam bercerita dengan difasilitasi oleh guru.
            Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMP mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IX terdapat kompetensi dasar menulis cerita pendek. Pengalaman siswa bisa dijadikan sebuah cerita pendek. Dalam mengajarkan menulis pengalaman bisa dengan menggunakan model cerita berantai. Walaupun pengalaman siswa berbeda-beda tetapi pasti ada kemiripan dengan pengalaman siswa yang lain. Dan itu bisa dijadikan bahan untuk memulai menulis cerita pendek.
            Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dengan model ini adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan awal. Pada kegiatan ini guru harus melakukan hal-hal seperti:
  • Terlebih dahulu guru mempersiapkan tema cerita pendek
  • Guru mempersiapkan format penilaian
  • Guru memotivasi siswa dengan mengkondisikan siswa
b. Kegiatan Inti. Pada kegiatan inti guru dan siswa melakukan kegiatan:
  • Guru memberikan informasi singkat tentang karakteristik cerita pendek dan tema cerita pendek yang akan dibuat.
  • Guru memulai cerita secara lisan dan menunjuk siswa untuk meneruskan cerita guru.
  • Siswa menyambung cerita terus bergiliran sampai satu kelas kebagian.
  • Guru menyela cerita anak jika ada cerita yang keluar dari tema
  • Siswa menyambung kembali isi cerita sampai selesai.
c. Kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir kegiatan yang dilakukan siswa dan guru adalah:
  • Siswa menulis kembali cerita pendek hasil karangan bersama  itu dalam bukunya masing-masing.
  • Siswa bertanya jawab dengan guru tentang cara menulis cerita pendek
  • Setelah selesai siwa membacakan hasil karangannya di depan teman-temannya dan siswa yang lain menyimak serta mengomentarinya untuk kesempurnaan karangan tersebut.
  • Siswa menyimpulkan tentang materi cerita pendek
  • Bila karangan siswa ada yang belum sempurna, guru memberikan tugas untuk meyempurnakan karangan cerita pendek di rumah. 
Itulah salah satu model pembelajaran menulis dengan cerita berantai, semoga saja model ini dapat menjadikan solusi dalam mengajarkan menulis kepada anak didik kita dan mejadikan siswa bergairah dalam menulis.***

Rabu, 30 Agustus 2017

UNTAIAN PUISI HARAPAN



Karya: Pipin Dasripin



Puisi 1

Kita terpisah jarak yang nyata
Kita berpijak pada tanah yang berbeda
Tapi kita lalui malam yang sama
Malam dengan segala keindahan kita
Keindahan yang menyatukan
Jarak seakan kita sedang bersama.

                                                                                    Singaparna, 16 Maret 2011










Puisi 2

Jika malam ini sebuah mimpi…
Maka biarkan sekejap keindahan ini
membawaku ke dalamnya.
Seandainya mimpi ini sebuah kenyataan…
Maka biarkan ku kagumi
hingga malam ini menjadi
siang yang menjadikan kenyataan
bagai seubah mimpi….






                                                                                    Singaparna, 16 Maret 2011
Puisi 3


Terkadang ….
Hati ini berlari dari
kenyataan….

Entah kenapa….
Jiwa ini meronta terlepas dari
kesadaran…

mungkin….
Rasa ini menarik hati, jiwa
Terbang dari
Ketidakberdayaan….

Akankah
Berlabuh pada sebuah
kebahagiaan yang selama ini
terpaksa terabaikan …

namun …
adakah hati, jiwa yang dapat
mengerti dan merasakan
kegalauan

semoga….

Semoga ….



                                                                                    Singaparna, 16 Maret 2011







Puisi 4




Aku bukan matahari yang sempurna menyinari dunia
Menjadi sumber kehidupan yang mempesona
Aku hanya dian kecil
Yang mencoba menyinari jiwamu.
Menghidupkan taman dalam jiwamu
Dan akhirnya semua mekar bersemi untukmu….
Hanya dalam dirimu..

                                                                                    Singaparna, 17 Maret 2011

TUNGGARA MAWA BALANGSAK
Ibun isuk maseuhan rebun-rebun
Mapay tapak lacak na amparan jagat
Tanda aya jalma lumampah
Muru lapak nu mayakpak ngampar hampalan

Aya harewos bangun haroshos
Nandakeun kasedih nu matak ngingkin
Angin mingkin haliwir nitip hate nu pejet
Nguyung ngungkun muru rungkun

Tuh bulan nembongan, ngabeberah hate pejet
Tuh bentang nyaangan hate nu nguyung
Ngabeberah sukma nu tunggara
Jalma nu lumampah mawa bungah

Hanjakal pangbeberah teu matak betah
Panghibur muru kalabur
Muru padumukan nu mungkur lungsur
Beja sagara barana leupas saharita

                                                                                                Singaparna, 06 Feb 2015

Selasa, 16 Juli 2013



Description: http://sunda.upi.edu/wp-content/uploads/2013/07/hadiah-hardjapamekas-2008.jpg
PAMASRAHAN HADIAH HARJAPAMEKAS
YAYASAN KEBUDAYAAN RANCAGÉ 2013
Sekretariat, Jl Garut no. 2 Bandung
BÉWARA
Yayasan kebudayaan Rancagé gawé bareng jeung Program Studi Pendidikan Bahasa Sunda (S1) katut Program Studi Bahasa dan Budaya Sunda (S2) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dina taun 2013 ieu baris ngalélér Hadiah Hardjapamekas 2013 ka guru-guru Basa Sunda SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.
Sakumaha anu geus dilaksanakeun saméméhna, Panitia baris milih deui guru-guru basa Sunda nu rancagé, nya éta saurang guru SD, saurang guru SMP/Mts, jeung saurang guru SMA/MA/SMK/MAK. Ku Jalaran kitu, ka sakumna guru basa Sunda anu aya maksad makalangan dipiharep masrahkeun Portopolio, nu eusina mangrupa dokumen bukti karancagéan salaku guru basa Sunda enggoning ngahirup-huripkeun basa Sunda dina widang atikan ka panitia Hadiah Harjapamekas.
Panitia baris nampi dokumen portopolio kaping 1-30 Juli 2013. Seleksi katut survéy lapangan baris dilaksakeun sasih Agustus-September 2013. Pamasrahan Hadiah baris dilaksanakeun dinten Minggu, 23 September 2013, tabuh: 09.00 dugi ka réngsé, tempatna di AMPI Teater Universitas Pendidikan Indonesia, Jln. Dr. Setiabudhi 229 Bandung.
Kanggo nu meryogikeun nomer panitia
Bandung, 28 Juni 2013
Panitia Hadiah Harjapameka

Drs. H. Elin Syamsuri
No. kontak: 081322013900 (Drs. H. Elin Syamsuri), 081321994797 (Dr. H. Dingding Haerudin, M.Pd)